MEMBANGUN STRATEGI LAYANAN MANAJEMEN SISTEM INFORMASI


Membangun Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Menurut David Osborne dan Plastrik dalam Sedarmayanti (2009) ada lima strategi penyelenggaraan pelayanan publik yang dapat diterapkan pada organisasi pemerintahan guna meningkatkan kualitas pelayanan yang kemudian disebut sebagai “Five C’”. Berikut penjelasan lima strategi tersebut adalah:
1. Core Strategy (strategi inti).
Bagian kritis pertama dari organisasi pemerintahan ialah bagian yang menentukan tujuan dari organisasi pemerintah itu sendiri. Jika suatu organisasi tidak jelas tujuannya (atau punya tujuan ganda yang saling bertentangan) organisasi itu tidak bisa mencapai kinerja yang tinggi
Strategi yang menjelaskan tujuan organisasi ini disebut sebagai strategi inti (core strategy) karena berkaitan dengan fungsi inti dari suatu organisasi pemerintahan. Strategi ini membantu dalam memperjelas tujuan yang kemudian juga akan memeperjelas peran dan arah organisasi pemerintahan dalam menajalankan tugasnya. Oleh karena itu, strategi ini dapat meningkatkan kemampuan pemerintah untuk menciptakan mekanisme baru guna mendefinisikan tujuan dan strategi.
Strategi inti bertujuan memperjelas misi dan visi organisasi. Strategi ini dapat dioperasionalkan melalui pendekatan-pendekatan dalam bentuk memperjelas tujuan perusahaan dengan membuat persiapan sebelum mengoperasionalkan perusahaan, memperjelas peran pimpinan perusahaan dan pegawai, dan memperjelas arah perusahaan dengan memperbaiki tujuan perusahaan. Visi dan misi memang sangat penting sebagai pedoman jangka panjang akan kemana sebuah organisasi akan diarahkan dengan memperhatikan berbagai aspek yang menjadi tugas pokok dan fungsinya serta memperhatikan perkembangan lingkungan strategis.

2. Consequences Strategy (strategi konsekuensi).
Strategi konsekuensi (consequences Strategy) merupakan strategi yang berkaitan dengan sistem insentif tersebut. Strategi ini fokus dalam menciptakan konsekuensi (baik positif mapun negatif) atas kinerja yang dihasilkan. Dengan adanya konsekuensi tersebut akan terjadi persaingan yang sehat di antara para pegawai ataupun antara penyelenggara pelayanan pubik yang lain guna meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai, melalui penerapan Reward and Punishment dengan memperhitungkan resiko ekonomi dan pemberian penghargaan. Selain itu strategi ini juga mendorong Perusahaan untuk memberikan para pegawainya insentif dan disentif yang tinggi untuk mengikuti dan mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh perusahaan.

3. Customer Strategy (strategi pelanggan).
Memusatkan perhatian untuk bertanggungjawab terhadap pelanggan. Organisasi harus menang dalam persaingan dan memberikan kepastian mutu bagi pelanggan. Strategi pelanggan (Customer Strategy) bertujuan untuk menciptakan sistem penyelenggaraan pelayanan yang dilaksanakan oleh birokrat, sehingga mampu memberikan tingkat pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Cara-cara yang dapat dilaksanakan adalah dengan menciptakan sistem umpan balik dari masyarakat, menciptakan prosedur yang sederhana, menciptakan lingkungan kantor yang menyenangkan dan menyejukkan, menyediakan tempat pengaduan dan tempat informasi, menciptakan sistem pelayanan yang berbasis teknologi informasi, media, dan telekomunikasi, menciptakan sistem computer yang menggunakan sistem online.

4. Control Strategy (strategi pengawasan).
Merubah lokasi dan bentuk kendali dalam organisasi. Kendali dialihkan kepada lapisan organisasi paling bawah yaitu pelaksana atau masyarakat. Kendali organisasi dibentuk berdasarkan visi dan misi yang telah ditentukan. Dengan demikian terjadi proses pemberdayaan organisasi, pegawai dan masyarakat. Strategi pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan organisasi melalui penataan organisasi. Melalui strategi pengawasan diharapkan dapat menciptakan kemampuan dan kemandirian serta kepercayaan masyarakat terhadap kantor pemerintahan sebagai institusi pelayanan publik dan pegawai atau karyawan sebagai pelayan masyarakat. Strategi pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk organisasional, memberdayakan pegawai, dan memberdayakan komunitas.

5. Culture Strategy (strategi budaya).
Merubah budaya kerja organisasi yang terdiri dari unsur-unsur kebiasaan, emosi dan psikologi, sehingga pandangan masyarakat terhadap budaya organisai publik ini berubah. Strategi budaya bertujuan untuk mengubah budaya yang dapat menghalangi ke arah suatu perubahan. Dengan kata lain budaya yang berorientasi pada status quo harus dapat dirubah menjadi budaya yang terbuka terhadap suatu perubahan. Untuk melakukan perubahan budaya seseorang atau lembaga organisasi memang bukan pekerjaan yang mudah. Karena budaya merupakan hasil interaksi dari suatu pengalaman dengan emosi dan akal sehat yang sudah tertanam sejak orang itu lahir ke dunia. Tetapi sudah merupakan keharusan untuk melakukan perubahan.



Referensi : 

Komentar

Postingan Populer